Jumat, 12 November 2010

Kelelawar Aneh Ditemukan di Sumatera


Hipposideros ridleyi, kelelawar langka yang ditemukan di Sumatera (mongabay.com)

VIVAnews - Seekor kelelawar langka ditemukan di sebuah kawasan kecil di hutan hujan pulau Sumatera. Para pemerhati lingkungan menyebutkan, penemuan ini menunjukkan bahwa bahkan secuil sisa hutan sekalipun, tetap perlu dilindungi.

Konservasionis dari Inggris menemukan kelelawar Ridley dengan hidung bagai daun itu ditemukan di hutan yang hanya seluas 300 hektar, saat mereka melakukan survey keanekaragaman hayati di Sumatera Barat, Indonesia.

Kelelawar Ridley berhidung daun (Hipposideros ridleyi) ditemukan bertengger di rongga pohon (di dalam cekungan dan rongga pohon, di bawah pohon-pohon tumbang, dan bongkahan kayu). Oleh International Union for Conservation of Nature, kelelawar tersebut tergolong ke dalam daftar spesies yang terancam dan perlu dilindungi.

Saat ini, hutan kecil di Sumatera itu dikelilingi oleh perkebunan kelapa sawit. Seperti diketahui, perkebunan seringkali dibuat di kawasan hutan yang dibabat dan kemudian semakin meluas ke kawasan tempat berhuninya spesies langka.

Selain kelelawar, pada survey yang dilakukan, ditemukan pula beruang matahari, tapir, siamang tangkas, dan lutung. Semuanya juga termasuk dalam daftar satwa yang terancam punah.

“Penemuan ini menunjukkan bahwa kawasan hutan tertentu merupakan tempat yang paling cocok bagi sejumlah spesies satwa yang perlu dilindungi,” kata Matthew Struebig, ketua peneliti dari University of London, seperti dikutip dari Livescience, 12 November 2010.

Untuk itu, komunitas ilmiah, kata Struebig, perlu mendukung komunitas bisnis dalam mencari cara bagaimana mencegah kehidupan satwa langka untuk jangka panjang.

“Petani kelapa sawit perlu mengidentifikasi kawasan tertentu yang membutuhkan perhatian khusus, meskipun kawasan yang dimaksud berada di tanah ataupun lahan pertanian mereka,” kata Struebig. “Mereka perlu menjaga dan merawat habitat satwa tersebut,” ucapnya.

Kawasan yang disurvey di Sumatera itu saat ini dikelola sebagai kawasan konservasi oleh sebuah perusahaan pemilik perkebunan kelapa sawit. Pengelolaan bertujuan untuk membatasi penebangan dan perambahan hutan. Akan tetapi, efektivitas konservasi dari kawasan hutan tersebut diragukan.

“Melindungi kawasan hutan akan selalu menjadi prioritas bagi pemerhati lingkungan, akan tetapi jika ambisi para pemilik lahan pertanian untuk memperluas kebun kelapa sawit terealisasi, maka menjaga kawasan hutan di dalam perkebunan kelapa sawit juga menjadi hal yang penting untuk menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia,” kata Sophie Persey, dari Zoological Society of London yang juga Oil Palm Project Manager, pada kesempatan yang sama.