Rabu, 03 November 2010

Pemanfaatan Sel Surya Menyebar Luas

AKIBAT tekanan lingkungan,wajah elektronik konsumsi diperkirakan segera berubah. Tidak lagi mengandalkan listrik dari kabel, alat-alat elektronik konsumsi, terutama gadget-gadget bergerak, semakin banyak mengandalkan listrik produksi sel surya.

Contoh paling mencolok adalah kiprah Samsung Electronics Co Ltd yang sudah merilis ponsel layar sentuh pertama yang bertenaga surya yang bernama Blue Earth. Dengan dukungan sel surya, Samsung berharap ponsel tersebut mampu mengurangi polusi akibat pembangkitan listrik tradisional.

“Samsung Blue Earth bukan hanya tambahan baru dalam jajaran ponsel kami.Lebih dari itu,Samsung Blue Earth merupakan terobosan signifikan dalam upaya kami untuk melindungi lingkungan hidup,” tutur Executive Vice President Samsung Electronics Co Ltd JK Shin. Pada Blue Earth, sel surya ditanam di sisi belakang ponsel.Alhasil, ponsel tersebut seperti memiliki dua layar, di bagian depan dan belakang.

Pada bagian depan Blue Earth, kaca yang menempel merupakan layar sentuh berukuran 3,0 inci.Sementara di bagian belakang adalah sel surya. Tidak ingin tertinggal dari Samsung, LG juga sudah memperkenalkan sebuah prototipe ponsel bertenaga surya. Serupa dengan ponsel Samsung, ponsel bertenaga surya LG itu masih menggunakan baterai. Namun,baterai ponsel itu tidak diisi listrik biasa.

Pengisian ulang baterai ponsel itu dilakukan dengan listrik dari panel surya yang diletakkan di penutup baterai ponsel tersebut. LG mengungkapkan, baterai ponsel itu terisi dengan energi yang cukup untuk bertelepon selama tiga menit setelah panel surya ponsel itu dikenai sinar matahari selama 10 menit.Apabila panel surya terkena sinar matahari lebih lama, maka baterai ponsel terisi lebih banyak energi sehingga ponsel bertenaga surya itu dapat beroperasi lebih lama,seperti ponsel biasa.

LG menambahkan, ponsel bertenaga surya itu bisa juga di-charge dengan listrik seperti ponsel tradisional. Namun, panel surya pada ponsel itu tentu sangat bermanfaat dalam keadaan-keadaan darurat di mana pengguna berada di tempat yang tidak memiliki terminal listrik. Meski begitu, pengguna dianjurkan mengisi ulang baterai ponsel itu dengan sinar matahari untuk mengurangi konsumsi listrik tradisional.

“LG terus berinvestasi untuk menciptakan produk-produk yang tidak hanya mampu menyajikan pengalaman terbaik kepada pelanggan, tetapi juga mendorong gaya hidup ramah lingkungan.Ponsel bertenaga surya ini adalah salah satu buktinya,” kata President & Chief Executive Officer LG Electronics Mobile Communications Co Dr Skott Ahn. Kendati tidak kunjung merilis ponsel bertenaga surya, LG telah merilis sejumlah aksesori ponsel yang bertenaga surya.

Antara lain headset bertenaga surya LG HFB- 500, speakerphone bertenaga surya HFB-500, serta charger ponsel bertenaga surya LG Skycharger. Lebih dari ponsel, LG juga menanam sel surya ke dalam e-reader (gadget untuk membaca buku digital). LG meyakini, implementasi sel surya ke dalam e-readermampu meningkatkan utilisasi gadget tersebut karena e-reader dapat beroperasi dalam waktu lebih lama, tanpa harus melakukan pengisian ulang baterai melalui terminal listrik. “E-reader diminati karena gadget tersebut dapat menampung ribuan buku.

Dengan dukungan sel surya, sebuah e-reader dapat digunakan membaca lebih lama tanpa harus dihubungkan ke terminal listrik,” ujar Head of Solar Cell Office LG Display Co Ltd Ki Yong Kim. LG menegaskan, sel surya temuannya itu ideal dipasang di ereaderberukuran standar karena sel surya itu memiliki dimensi mungil. Dalam pemaparan LG, sel surya tersebut memiliki panjang dan lebar masing-masing 10 cm.Ada pun ketebalan sel surya itu adalah 0,7 mm dan bobotnya hanya 20 gram.

Dengan dimensi yang lebih tipis daripada selembar kartu kredit dan bobot lebih ringan daripada pena, sel surya itu pun tidak akan menambah dimensi e-reader berlayar 6 inci,apabila sel surya itu ditanam di sana. Firma riset Solarbuzz menemukan, instalasi sel surya di dunia pada 2009 meningkat pesat sehingga mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Solarbuzz mengungkapkan, pada 2009 merupakan kondisi sulit bagi industri maupun konsumen di dunia karena sedang berlangsung krisis finansial global.

Meski demikian,Solarbuzz menegaskan, keadaan itu ternyata tidak menghalangi sebagian organisasi maupun individu untuk menggunakan energi ramah lingkungan sel surya.Solarbuzz mendapati,instalasi sel surya di dunia pada 2009 meningkat 6 persen per tahun menjadi 6,43 gigawatt. Solarbuzz mencermati, angka itu merupakan level tertinggi dalam sejarah.

Sedangkan pada sisi pendapatan,para produsen sel surya di dunia pada 2009 mampu meraih USD38 miliar, alias bertumbuh 8 persen per tahun. “Industri sel surya meraih kinerja luar biasa pada 2009.Industri ini akan terus bertumbuh pesat pada 2010 hingga 2014. Dalam skenario terbaik, industri sel surya di dunia akan mampu menuai pendapatan lebih dari USD100 miliar pada 2014,” ujar Presiden Solarbuzz Craig Stevens.