bandingkan dengan jalan di luar negeri....mulus bin lempeng,gak ada tantangannya
2.Di
Indonesia,terutama di Jakarta.Kita akan sering berhadapan dengan "Raja
Jalan" alias metromini dan sodara kandungnya (baca:kopaja) yang suka
berhenti sembarangan,belok tanpa sein,ngerem mendadak,ngebut
tiba2,balapan di jalan rame seakan2 nkongnya dulu ikut nyumbang tanah
bakal bikin itu jalan .Dibutuhkan konsentrasi dan feeling yang tajam
guna selamat dari bahaya bis-bis ini
di luar negeri,bis berhenti di halte,dan orang yang mau naik bis,naiknya di halte,jadi gak membahayakan pengendara mobil
3.Macet....makanan
sehari2 para pengendara di Indonesia,dibutuhkan kesabaran dan mental
baja untuk bisa survive dari cobaan maha dahsyat yang menimpa di setiap
pagi dan sore
coba liat di luar negeri,jalannya sepi...sampe bisa buka pasar =))
4.Kontribusi
atas kemacetan dan kecelakaan lalin sebagian besar berasal dari para
pejalan kaki yang hobinya nyebrang seenaknya.Perlu refleks kelas tinggi
untuk menghindari tabrakan dengan para penyebrang gila ini
bandingkan dgn pedestrian luar negeri
kesimpulannya adalah:
"Jago berkendara di Indonesia,udah pasti jago berkendara di kota2 besar di luar negeri,karena itulah,berbanggalah memiliki SIM Indonesia "
"Jago berkendara di Indonesia,udah pasti jago berkendara di kota2 besar di luar negeri,karena itulah,berbanggalah memiliki SIM Indonesia "
sumber :http://wahw33d.blogspot.com/2010/11/4-alasan-sim-indonesia-layak-jadi-sim.html